OPEC Plus di Dubai Bahas Langkah Awal Menuju Transisi Energi Hijau Global

OPEC forecasts $10.6tn in oil investments by 2040 to secure global energy  stability - Arabian Business: Latest News on the Middle East, Real Estate,  Finance, and More

Dalam perkembangan yang cukup mengejutkan dunia energi, pertemuan OPEC Plus di Dubai tidak hanya membahas penyesuaian produksi minyak, tetapi juga secara terbuka menyinggung transisi menuju energi hijau. Meskipun masih dalam tahap awal, ini menandai pergeseran wacana dari kelompok yang selama ini dikenal sebagai penjaga dominasi bahan bakar fosil global.


Langkah Kecil Menuju Energi Bersih

Menurut pernyataan resmi yang dibacakan oleh Sekjen OPEC, Haitham Al Ghais, beberapa negara anggota menyatakan minatnya untuk mengintegrasikan kebijakan energi terbarukan sebagai diversifikasi ekonomi mereka, sembari tetap menjaga stabilitas pasar minyak.

“Kami tidak menentang transisi energi. Tapi kami ingin memastikan bahwa transisi itu adil, inklusif, dan realistis secara ekonomi,” ujar Al Ghais.


Negara Penggerak: UEA, Arab Saudi, dan Oman

Tiga negara teluk—Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Oman—menjadi motor utama pembahasan ini. Ketiganya telah mengumumkan target ambisius di luar sektor minyak:

  • UEA dengan proyek Masdar City dan pembangkit tenaga surya terbesar di dunia.

  • Arab Saudi dengan Vision 2030 yang menargetkan energi hijau sebagai pilar diversifikasi.

  • Oman mengembangkan infrastruktur hidrogen hijau untuk ekspor.


Reaksi Dunia: Positif tapi Hati-hati

Banyak analis menyambut baik pembahasan ini, meskipun mereka mencatat bahwa belum ada komitmen konkret dari OPEC Plus. Organisasi Lingkungan Dunia (WWF) menilai bahwa meskipun wacana ini penting, aksi nyata dalam bentuk pengurangan produksi minyak dan investasi besar di energi bersih masih minim.

“Ini langkah awal yang penting, tetapi dunia menunggu tindakan, bukan hanya diskusi,” kata Claire F., juru bicara WWF bidang transisi energi.


Tantangan: Ketergantungan Ekonomi dan Stabilitas Pasar

Sebagian besar negara anggota OPEC masih sangat bergantung pada ekspor minyak sebagai sumber pendapatan utama. Ini membuat transisi ke energi hijau menjadi langkah yang sensitif dan kompleks secara ekonomi dan politik. Beberapa anggota bahkan menyuarakan keprihatinan bahwa pengurangan produksi minyak bisa mengganggu stabilitas fiskal mereka.


Kesimpulan

Pertemuan OPEC Plus di Dubai menandai pergeseran narasi penting dari organisasi yang selama ini dipandang konservatif dalam isu iklim. Meskipun masih jauh dari transformasi menyeluruh, pembahasan energi hijau di forum ini menunjukkan bahwa tekanan global dan realitas perubahan iklim mulai mengubah arah dialog energi dunia.

  • Related Posts

    Startup Fintech RI Geber Revolusi Kredit Mikro Berbasis AI, Amankan Pendanaan USD 100 Juta!

    Jakarta, Agustus 2025 — Dunia fintech Indonesia kembali mencatat sejarah. Sebuah startup lokal berhasil mengamankan pendanaan sebesar USD 100 juta (sekitar Rp1,6 triliun) untuk mengembangkan aplikasi kredit mikro berbasis kecerdasan…

    Sektor UMKM Indonesia: Tumbuh di Tengah Pandemi dan Pemulihan Ekonomi

    Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia telah menunjukkan ketangguhan luar biasa dalam menghadapi tantangan pandemi COVID-19 dan kini menjadi pilar utama dalam pemulihan ekonomi nasional. Dengan kontribusi yang…

    You Missed

    Kehabisan Kata – Lyla: Kehilangan yang Membisu

    Belahan Jantungku – Andien: Lagu Romantis untuk Kekasih

    Di Dadaku Ada Kamu – Vina Panduwinata: Lagu Manis tentang Kasih

    PSM Makassar Kembali Menang, Taklukkan Arema FC di Kandang

    Persik Kediri Tampil Memukau Saat Menaklukkan Persipura Jayapura

    Hati yang Kau Sakiti – Rossa: Tangisan Perempuan yang Tersakiti